KUNTILANAK DIKOSAN KU
sedikit mirip seperti inilah sosok itu.
Peristiwa ini aku alami sudah bertahun-tahun lamanya. Namun hal ini masih terngiang di ingatanku dengan jelas.
Aku akan mendeskripsikan area kosan ku. Dijakarta timur. Kosan ini agak masuk dari gang berjarak sekitar 25m. Kos yang bergabung dengan pemilik rumah dan berpintu gerbang. Didekat pintu gerbang ada warung kecil pemilik ibu kos. Warung sederhana yang hanya menyediakan kebutuhan-kebutuhan ringan sehari-hari.
Di sebelah warung ada halaman. Halaman itu ada pohon juwet (buah seperti anggur unggu yang rasanya asam). Pohon ini meninggi dan berbuah lebat. Disebelah pohon juwet ada 4 ruang kos lantai dasar yang ke4 ruangan tersebut terisi semua.
Dari ruang kos pertama ada tangga menuju kos lantai 2. Kosan ini tidak rapi dan bersih, dari segi perawatan dan penerangan agak kurang terang. Menuju lantai atas ada ruang kos yg berjumlah 11 ruang saling berhadapan.
Kamar kosku disebelah tangga persis dan deretan 5 ruang yang 3 ruang kosong dan gelap. Depan kamarku yang berjumlah 6 ruang pun hanya 2 kamar yang terisi dan 4 kamar diujung kosong dan gelap.
Berjalan menuju kamar kos yg gelap itu ada tangga menuju lantai 3 alakadarnya. Lantai ini hanya seukuran 1 kamar terbuka yang tidak terawat sebagai area penjemuran baju.
Kos ini memiliki kamar mandi dalam di setiap kamarnya. Kamar yang hanya berukuran 2m x 2,5m ini dibagi untuk kamar mandi berukuran 50cm x 1m yang hanya berdinding pemisah setinggi kurang dari 2m. Berkasur busa dan berlemari tanggung ukuran tinggi 1 meter dan 2 pintu. Terletak di depan kasur busa di sebelah kamar mandi.
Kebiasaanku yang suka mencuci dimalam hari dan menjemur pakaian diwaktu hampir tengah malam, menjadikan aku sering merasa ada yang mengawasi ketika berjalan melewati lorong kamar kos menuju lantai 3.
Kosanku lebih sering kosong dimalam hari, penghuninya banyak yang bekerja dan pulang hampir tengah malam. Aku lebih sering duduk di kos sendiri. Bermain hp sambil membawa camilan makanan dan minuman duduk sendiri di balkon, yang balkon itu menghadap ke lapangan pol bus-bus besar. Lapangan itu gelap gulita dan banyak sekali pohon-pohon besar tumbuh disana.
Aku tidak takut duduk disitu sampai tengah malam, jika ada teman kos kadang aku duduk berdua atau bertiga sambil ngobrol-ngobrol ringan.
Hingga pada suatu hari, aku merasakan kejanggalan dikamar kosku. Ketika aku menginap di kos teman dan aku kembali ke kamar, lantai dikamar mandi akan basah, seperti orang yg cuci kaki. Namun basahnya lantai hanya sebidang di tengah-tengah. Tak ada bekas-bekas air yang menyiprat kelantai yang lain.
Hal ini aku alami berkali-kali ketika kamar kos itu tidak aku tiduri dimalam hari.
Hingga suatu hari aku demam, aku tertidur dan aku terbangun karna mendengar suara ...''duk....duk....duk...duk....duk...'' terus menerus secara berirama. Ketika aku membuka mata, ada sesesok perempuan berdaster panjang sedang duduk dan mengayunkan kakinya di lemari tanggungku. Lemari yang berhadapan dengan kasur yang aku tiduri.
Aku kaget dan tak berkata-kata. Namun sosok itu tak bergeming dan tetap duduk mengayunkan kakinya yang tak nampak oleh mataku. Aku hanya melihat ia seperti menyilangkan kaki dan mengayunkan kakinya tersebut hingga menimbulkan irama yang beraturan dan tak mau berhenti.
Sosoknya yang berambut lebat dan panjang , sebagian rambutnya menutupi setengaj wajahnya yang pucat dan bertatapan kosong dan menunduk. Saat itu aku masih belum menyadari sosok ini siapa. Aku masih berpikir , kenapa dia bisa masuk sedangkan pintu terkunci.
Hingga akhirnya pikiran sadarku mengatakan , jika sosok ini adalah demit. Saat itu aku terkaget dan tersadar, kemudian aku mengambil sesuatu disebelah tempat tidurku dan melempar ke arahnya. Dan menghilang.
Jantungku berdebar kencang. Bagaimana bisa kosan ini yang baru aku tinggali 2 bulan kok sudah berdemit??
Esok harinya, aku masih demam. Setelah meminum obat akupun segera tidur. Ditengah malam aku terbangun lagi oleh suara yang sama persis seperti kemarin. Saat aku memicingkan mata, aku melihat sosok itu sedang asik bertengger ditempat kemarin sambil asik mengayunkan kaki dan tak mempedulikan tatapanku yang sedang cermat mengamatinya.
Saat mataku masih tertuju kepada sosok itu ,tanganku meraih galon aqua kosong dan aku melempar ke arahnya. Dengan efek bunyi galon kosong terantuk didinding. Kosan ku sering kosong, jadi aku sudah terbiasa dilantai atas berkamar 11 itu tidur sendirian.
Malam itu aku tak bisa tidur. Aku banyak berdoa dan aku berpikir harus cepat pulih. Karna kalo aku sakit, memang mudah untukku didekati oleh banyak demit yang sengaja menampakkan diri. Karna kondisiku sedang lemah.
Aku masih tak menceritakan apapun pada siapapun.
Malam itu aku masih demam. Aku tertidur dan entah bagaimana yang biasanya kakiku menghadap lemari kini berbalik kepalakulah yang menghadap kelemari itu.
Aku terbangun karna merasa badanku ini tak nyaman, leherku seperti tengkleng sebelah. Saat aku membuka mata sedikit , aku mendapati kepalaku dipangku seseorang. Dan ketika aku terbangun aku terhenyak karna kepalaku dipangku sosok kunti yang biasanya duduk di atas lemari.
Dia berpindah tempat!!!
Dan lancang memangku kepalaku dipangkuannya.
Aku tertidur pada posisi miring ke kanan, kepala leher dan sebagian pundakku ada dipangkuannya, kemudian tangan kirinya berada di pinggang kiriku.
Saat itu aku tak mempedulikan demamku dan aku terbangun sambil mengambil sandalku dan menarik rambutnya dan memukul kepalanya. Lalu ia pun pergi.
Malam itu aku benar-benar takut, aku melihat jam 3 pagi. Aku beranjak membuka pintu dan mengetuk pintu kamar depan kosku.
Untungnya teman ini ada dikamar dan membukakan pintu, aku bercerita padanya dan ingin menginap dikamarnya sejenak sambil ingin menceritakan kejadian yang barusan aku alami.
Teman depan kamarku ini seorang perempuan mungil yang tinggi badannya lebih kecil dari aku tapi dia baik padaku.
Setelah aku berada dikamarnya, aku menceritakan apa yang terjadu dikamarku, dan aku mempraktekan posisi tidurku saat itu. Hingga saat aku miring kekanan, temanku melihat ada memar bulat berwarna ungu, biru tua, hijau tua dipinggang kiriku. Memar itu tepat dimana bekas tangan sosok itu memegang pinggangku saat aku tertidur dipangkuannya.
Karna memar itu, teman depan kamar kos ku ini percaya, bahwa apa yang aku alami adalah kejadian nyata. Lalu dia mempersilahkan aku untuk tidur dikamarnya sampai aku pulih. Aku pun menceritakan soal siraman air dikamar mandi jika semalam saja kosanku tak ditiduri.
Temanku dan aku akan membuktikan kembali soal siraman air itu dan sepakat untuk 2 malam tak tidur dikamar kosku.
Setelah 2 hari itu , temanku melihat sendiri kalo kamar mandiku memang selalu ada sisa air dilantai yg sengaja disiram. Fiks kamar ini berdemit.
Ketika aku pulih, aku ngobrol dengan anak kosan yang sudah 3 thn lamanya kos di kosan ini. Dan aku sedikit bercerita-cerita soal kamarku. Aku ingin mengorek apakah memang dikamarku ada demitnya atau itu hanya halusinasi semata.
Dia menjawab dan memintaku untuk menceritakan perihal ini dengan siapa-siapa.
Dulu kosan ini ramai, tapi mulai sepi saat ada kejadian ada yang OD disalah satu kamar lantai 2. Dan sosok perempuan yang ada dikamarku itu memang sudah ada sejak dulu, karna kamar itu dulu bekas kamar temannya yang temannya ini sering sekali dinampaki sosok perempuan dan kamar mandinya yang selalu basah walau tak dipakai.
Dia juga berpesan sama aku untuk tidak mencuci pakaian dan menjemurnya diwaktu malam. Apalagi berani banget malam-malam lewati lorong yang penerangannya sangat minim.
Hingga akhirnya seminggu kemudian aku pindah dari kosan ku. Aku mendapatkan kos baru, yanv masih 1 lingkup area dengan pemilik kos, didepan jalan gang besar dan banyak penjual-penjual makanan. Lebih ramai ,terang daripada kos yang kemarin.
Itulah sekelumit pengalaman horor di kosanku.
Aku masih banyak memiliki pengalaman-pengalaman yang lebih horor dikosanku yang lain. Karna setiap aku pindah kos ,aku pasti mengalami kejadian-kejadian seperti ini. Ada yang standart ada yg horo banget.
Nantikan lagi ceritaku mistisku yang lain yaa🤗🤗
Komentar
Posting Komentar