PEMBICARAAN DIMALAM ITU TERNYATA SEBUAH WASIAT YANG MENJADI NYATA.
Masih saja cerita seputar masa kecilku.
Malam itu, diusiaku yang masih SD. Aku sudah berada dikamar nenekku, disebelah kanan ruang tamu.
Seingatku, semasa kakekku masih hidup. Beliau pernah sakit yang setiap harinya terbangun dan mengaduh. Beliau terkena komplikasi ginjal. 2 kakinya bengkak-bengkak dan rasa perut tak karuan katanya. Penyakit ini menjangkit, karna pola hidup kakekku yang sangat jarang minum air putih. Seringnya lebih suka minum kopi, kopi, kopi dan kopi lagi.
Ketika itu malam sudah larut. Pukul 9 malam, lampu-lampu sudah dimatikan. Dan kami masuk kekamar, kakekku bersiap untuk tidur, tiba-tiba....
''kulonuwun....assalamualikum mbah. Sampun sare??
Baca juga : SUARA DI RUMAH ITU?? PENGHUNI YANG SELALU BERKESIBUKAN DI TENGAH MALAM HINGGA DINI HARI.
Ada seseorang diluar sana memanggil. Lalu nenekku beranjak, dan menyahut dari dalam pintu.
👵''gehhh, waalaikumsalam, sinten geh??
👨''kulo mbah, simbah kakunge sampun sare??''
Sambil membukakan pintu, nenekku menyambut dayoh (tamu) itu untuk masuk dan mempersilakan duduk.
Dari yang aku dengar (aku tidak mengintip, karna mengintip tamu dari balik korden itu tidak sopan) sepertinya ada 2 laki-laki bertamu malam itu ingin menjenguk kakekku yang baru pulang dari RS.
Nenekku memanggil kakekku, dan kakekku perlahan bersiap keluar kamar (kakekku ini adalah tipikal orang yang tidak menolak tamu jam berapapun itu jika ada yang mencari beliau, dan tipikal orang yang memuliakan tamunya).
Lalu nenekku membuatkan unjuk_an (minuman penyuguh). Singkat cerita, mereka berempat ini mengobrol banyak hal, aku pun mendengarkannya (nguping) sambil terkantuk-kantuk.
Hingga pada percakapan kakekku, yang perkataan itu aku ingat sampai sekarang, dan menjadi peristiwa cocoklogi atas kepergian kakekku selamanya beberapa tahun kemudian.
Kakekku bicara seperti ini, (aku terjemahkan langsung ke bahasa indonesia ya).
👴''Kulo (saya) ini kok merasa sudah semakin tua, saya itu lama gak pernah sakit kok ini rasa sakit gak karuan. Menurut yang pernah saya dengar dari pengajian, katanya doa (permintaan) orang sakit itu diijabah sama Gusti Pangeran (Allah).
Saya cuma berdoa...sakit yang saya rasakan ini semoga menjadi tebusan dosa-dosa saya, dan saya belum mau mati, ibadah saya masih kurang, ilmu ngaji saya juga masih kurang. Saya masih pengen sehat, masih pengen panjang umur, masih pengen ke sawah ,ke kebun buat kerja. Semoga Gusti Pangeran mengabulkan doa saya, saya maunya kapundut (wafat) dalam kondisi sehat, tak merepotkan siapapun, saya juga gak mau setelah kapundut (sehat) ninggalin apapun yang jadi bahan keributan anak. Saya gak mau ada kenangan-kenangan yang bisa dilihat orang. Biarkan orang dan anak cucu saya mengingat saya dengan nama saya saja''.
Dan 2 orang tamu itu mengamini.
Setelah bincang-bincang lama ,akhirnya ke2 tamu itu pamit.
Kakekku wafat thn 2007, seperti yang beliau katakan, wafatnya beliau dalam kondisi sehat, tak merepotkan orang sekeliling dalam merawatnya. Tak menyisakan sesuatu yang bisa dikenang, walaupun hanya foto. (sebenarnya babeku pernah melukis wajah kakek, tertanda pada lukisan itu dibuat bln november 1987. Terakhir aku melihatnya thn 2013. Setelah itu aku tak melihatnya lagi, hilang begitu saja. Namun saat ini aku masih mencarinya, dan berharap menemukannya dan aku akan menyimpannya dengan aman''.
makam kakek & nenekku. Awalnya beliau berdempetan. Makam ini dengan ajaibnya merengganang dan melebar dari sisi kanan kiri dan atas bawah. Husnul khotimah aamiin.
Cerita menjelang hari wafat kakekku.
Hari-hari kakekku masih aktif. Kala itu hari minggu kalo tak salah, selesai subuhan dari langgar (saat beliau wafat, kakek saya sudah berpindah tempat ke rumah sebelah desa, yang belakang rumahnya ada langgar. Kakekku rutin jamaah disana). Setelah wiridan ,ngopi dan sarapan. Kakekku pergi ke kebun ambil kayu, dan disanalah beliau wafat.
''orang-orang yang beriman kemudian wafat saat bekerja termasuk berjihad'' husnul khotimah aamiin.
Aku ada cerita, sekitar 1 thn kakekku sebelum wafat. Pada suatu sore menjelang maghrib di hari kamis, kakekku kedatangan tamu 2 pemuda. Kakekku tidak mengenalnya, ke dua pemuda ini menyampaikan bahwa mereka santri pondok pesantren didusun mbawang (dusun sebelah berjarak 10 menit menaiki onthel).
Kemudian, dengan bersarung, sandal kulit ban, berpakaian atasan dan berpeci menaiki onthel kakekku berangkat ke dusun tersebut mengekor 2 santri dibelakangnya (menurut cerita beliau).
Saat itu aku yang sedang menyebrang jalan raya setelah dari warung, aku terheran....karna melihat kakekku ini terburu-buru menaiki onthel SENDIRIAN!!
Waktu aku memanggil kakekku hendak kemana, kakekku tidak mendengarnya.
Kakekku pulang pukul 7 malam. Sambil ngos-ngosan kakekku masuk kedalam rumah, setelah aku buatkan teh hangat. Aku bertanya :..
👩''mbah kakung niku saking pundhi, kok wau ngonthel kiyambakan??
👴''mauke ono dayoh ,bocah enom loro (2) nganggo sarung, kemejaan, pecian ,jare santri seko mbawang, ngaturi undangan pengajian selamatan bar maghrib. Kui jare undangan seko pak kyai pondok mbawang, karna acarane bar maghrib yo aku sisan wae nututi ndak samar keri. Lah basan tak tututi kok ngepite cepet banget , aku tekan pondok (pesantren) kok sepi ra ono acara opo-opo. Yo wes aku mlebu mejid ,maghriban trus bali.
👩''lah trus undangane pundi mbah??
👴''ora ono undangan tulisan, wong meng medayoh njuk ngaturke aku kon ngaji bar maghrib.
👩''kulo niku pas mbah kakung ngepit wau ,weruhe mbah kakung dewean mboten enten liyane atau santri kaleh (2) seng mbah kakung ngendikan.
👴''ah yo wes ra popo, niate mau yo diundang langsung mangkat. Wes dicatet ngibadah.
👩''aamiin.. geh pun lek dahar mbah''.
Translate :
👩''mbah tadi dari mana, kok naik sepeda sendirian??
👴''tadi itu ada tamu, tamunya 2 anak muda pake sarung, kemeja, pecian, katanya santri dari mbawang, nyampein undangan selamatan habis maghrib. Itu katanya undangan dari pak kyai pondok mbawang. Karna acaranya habis maghrib ya mbah sekalian jalan ngikutin dari belakang takut ketinggalan. Lah waktu mbah ikutin dari belakang kok 2 santri itu nyepedanya cepet banget, sesampainya di pondok (pesantren) kok sepi gak ada acara apa-apa. Ya sudah mbah masuk masjid, solat maghrib trus langsung pulang.
👩''Lah trus undangannya mana mbah??
👴''ya gak ada undangan tulisan, karna cuma bertamu nyampein lisan mbah kon tindak ngaji habis maghrib.
👩''aku tadi pas lihat mbah nyepeda itu, lihatnya mbah sendirian gak ada yang lain atau 2 santri yang mbah bilang''
👴''alah yaudah gak papa, niatnya tadi datang ke undangan langsung berangkat. Itu semua sudah dicatat ibadah.
👩''aamiin... Yasudah makan malam dulu mbah (kakekku suka banget sayur lompong).
Cerita lain lagi, Ini juga 1 thn sebelum beliau wafat. Ada seseorang datang bertamu. Saat itu kakekku gak punya uang untuk membeli jamuan kepada tamu. Lalu kakekku nyuruh aku berhutang diwarung dulu untuk mengambil 2 macam kue, dan gula pasir 1/4.
Setelah kue-kue itu dimasukkan toples, dan aku membuat unjukan untuk tamu, aku pergi keluar. Beberapa lama mengobrol dan tamu itu pamit, tamu itu memberikan amplop kepada kakekku. Kemudian setelah kakekku membuka amlop tersebut, ternyata amplop tersebut berisi uang. Secepatnya kakekku memberikan uang itu untuk membayar hutang kue-kue dan gula pasir 1/4 tadi.
Begitulah kakekku.
Sebenarnya masih ada beberapa cerita beliau yang sangat memuliakan tamu dan tak pernah menolak tamu jam berapapun. Next aku ceritakan dicerita lainnya....
Komentar
Posting Komentar