HAL ANEH APA YANG MEMBUATMU TERHERAN? -MELIHAT BIAS CAHAYA SEPERTI KOMET DI ANTARA 2 POHON BERINGIN.
ilustrasi bias cahaya cc : google
BIAS CAHAYA TERANG,
Pertama kali aku melihat itu diwaktu malam. Aku gambarkan area tanah memanjang dari depan rumah kakekku hingga tanah pekarangannya sampai belakang. Depan rumah kakekku adalah jalan raya km.3.
Dan pekarangan belakang yang memanjang kira-kira berukuran -+ 25m x 100m.
Dulunya ,tanah itu dibangun beberapa rumah dari anyaman bambu. Disisi kanan sebelah rumah kakekku agak kedepan ada padasan untuk mengambil air wudhu, sebelah kanannya sumur ada banyak tanaman hias liar, disebelah kiri bawah padasan ada jalan menurun menuju ke blumbang untuk mandi (blumbang adalah semacam kolam buatan yg terdapat mata air).
Dari padasan jalan menuju dapur, sebelum ke dapur ada lagi jalan menurun undak-undakan (tangga dari tanah yang dirapihkan menggunakan pacul), pada undak-undakan itu kakekku membuat tralis dari bambu-bambu yang saling diikat. Disebelah tralis bambu ada pohon nangka sayur (nangka yang buahnya cuma dibuat sayur tidak bisa dimatangkan jadi nangka buah).
Dibawah pohon nangka itu dibuatlah blumbang ke dua. Blumbang-blumbang difungsikan sebagai sarana pemandian, cuci baju, cuci piring dll. Disebelah blumbang ini ada kalenan (kali _sungai_ kecil ukuran lebar 1,5m). Di kalenan ini, kakekku membuat petingkringan (susunan bambu untuk bab). Disebelah sepanjang kalenan ini adalah lap.AKMIL.
Kalenan ini mengalir dari irigasi sipun yang panjangnya ratusan km (irigasi ini juga dikenal dengan sebutan irigasi kali tangsi peninggalan zaman penjajahan dulu).
Kemudian kalenan ini akan mengalir menuju kali progo (sepanjang 87 mil) dan bermuara ke Samudera Hindia.
Disepanjang kalenan belakang tanah kakekku ditumbuhi pohon bambu, pohon pisang, barisan pohon kelapa, barisan tanaman sirisidi (jenis tanaman yg memiliki banyak akar cabang dan kuat).
Menuju kebelakang rumah kakekku ,ada barisan 2 rumah terpisah dari anyaman bambu. 1 rumah menghadap selatan, 1 nya menghadap ke barat. Ada pohon rambutan didepannya. Juga ada pohon rambutan dibelakannya dan sirisidi disebelahnya.
Disebelahnya ada 2 rumah terbuat dari kayu dan anyaman bambu berdempetan memanjang menghadap barat, depan rumah tersebut ditanami sirisidi dengan susunan tanah mendaki dengan tatanan batu-batu tersusun. Ada pohon rambutan klengkeng besar yang saat aku kecil, pohon itu telah berusia sekitar 10thn lebih. Pohon rambutan klengkeng itu dikelilingi tanaman sirisidi melingkar.
Disebelah batu-batu yang tersusun ada pohon langsep usia 1thnan.
Menuju ke belakang rumah, tersisa sebidang tanah yang dimana tempat inj juga tempat bermain aku dan saudara sepupuku. Ditanah belakang ini ada barisan 3 pohon kelapa ,ada pohon kelengkeng yang bersebelahan dengan pompa air tangan yang lantainya bersemen terbuka. (sampai sekarang pompa air tangan itu masih ada dan bisa tetap digunakan ).
Berjarak 20m ada pohon rambutan, yang pohon ini berdekatan dengan dinding rumah guru ngaji kami.
Dibatang pohon rambutan ada alat kayuh berbentuk macam sepeda difungsikan untuk marut ketela sebagai bahan templek (makanan gorengan dari parutan ketela yg telah diperas airnya semalan ,dibumbui dan dibuat pipih isi tempe ). Alat itu kakekku sendiri yang buat.
Berjalan dibelakang pohon kelengkeng ,ada tanaman sirisidi, kemudian ada undak-undakan menurun yang dibuat kakekku dan ditanami pohon bambu yang dibawahnya ada blumbang. Disebelah blumbang itu ada kalenan yang juga dibuatkan petingkringan. Didepan blumbang banyak terdapat bunga liar yang tanahnya sangat gembur. Bahkan tanah itu dulunya tempat mencari cacing buat memancing.
Menuju ke atas dari blumbang dan mengarah ke pompa air.
BIAS CAHAYA ITU SEPERTI KOMET MEMANJANG.
Sewaktu aku kecil, aku melihat langit ketika malam datang sangat bersih dan bintang-bintang ternampak jelas. Belum terlalu banyak polusi kala itu. Hampir setiap hari aku ikut bangun subuh nenekku, sekedar ikut ke padasan atau menemani nenekku buang hajat di petingkringan kalen. Saat itu aku juga suka memandangi langit, melihat bintang dan sangat takjub dengan gemerlap terangnya (kebiasaan ini masih kulakukan sampai aku dewasa kini).
Dilain waktu ,saat aku tidur bersama saudara sepupuku yang rumahnya dibarisan belakang, saat malam menuju pompa air ,aku melihat sekilas cahaya memanjang menuju 2 pohon beringin di lap. AKMIL. Cahaya itu berwana kuning merah bias orange. Saat itu aku berpikir ,apakah itu bintang jatuh??
Setelah melihat itu akupun merasa abai. Sesuatu yang aneh tak perlu dibicarakan atau disinggungkan karna orang-orang tak akan percaya dengan apa yang aku lihat.
Hingga suatu siang, Aku dan teman-temanku paling senang bermain di lap.Akmil sepulang sekolah atau hari libur sekolah. Kami adalah anak-anak desa yang memiliki masa kanak-kanak yang bahagia. Permainan kami dilapangan berupa permainan kasti, perosotan digundukan pelatihan menembak AKMIL menggunakan karung atau wadah semen bekas.
ilustrasi perosotan cc : google
Atau kami akan mindik-mindik (berjalan mengendap-endap dan perlahan) menuju kerbau-kerbau orang yang sedang diangon (digembala) direrumputan lap. AKMIL . Kami akan secara mendadak melompat ke atas pundak kerbau untuk sekedar menaikinya sebentar kemudian terjungkal, karna umumnya kerbau akan kaget dan berlari😅. Kami sangat kreatif waktu itu, tidak hilang akal pikiran kami dalam mencari permainan. Semua macam permainan masa kecil kala dulu, kami pernah mainkan semua.
ilustrasi cc : google
Kadang kami juga akan mendaki bukit sigandul setiap minggu pada saat libur sekolah. Atau akan membuat perahu dadakan dari kedebok pisang untuk dinaiki sepanjang air kalenan meluap disaat hujan. Hanya menggunakan cancut seporot (celana dalam kaus dalam😆) berlarian menepi sambil menyeret kedebok pisang kejalan raya ,dan memutar lagi dari belakang rumah dengan menaiki gedebok pisang. Begitu terus berulang-ulang , pantang berhenti sebelum diomelin dibawakan sabet carang 😅.
ilustrasi perahu gedebok cc : google
Kadang kami juga berkumpul dipekarangan belakang rumah dekat pompa air dan membuat rumah-rumahan dari kayu-kayu yang diikat dan ditutupi dengan kain-kain selendang besar atau daun-daun.
Lalu kami mulai mengeluarkan kaleng ,wajan untuk masak nasi masak sayur menggoreng dll. Kami masak betulan. Pantang berhenti sebelum orang dirumah berteriak kalo bumbu-bumbu dapur cepat habis.
Kembali ke cerita cahaya membias.
Diwaktu siang sebelum mendekati sore, disaat kami bermain dilapangan perosotan dengan menggunakan karung. Aku melihat semacam pemandangan aneh di antara 2 pohon beringin (dari gundukan ini 2 pohon beringin sangat terlihat jelas). Diantara pohon beringin itu seperti 2 pintu (kupu tarung.net). Pintu itu sangat tinggi, ukuran tingginya hampir setinggi 2 pohon beringin tersebut, pintu itu berwarna agak coklat, krem kehitaman dengan ukiran-ukiran. Dan pintu itu tertutup rapat.
Suatu ketika, dikampungku pernah ada kejadian kesurupan ,yg dimana warga kami tak sengaja melewati tanah dekat pohon beringin itu. Menyurupi karna dianggap tak sopan. Entah kejadian mulanya aku tak terlalu paham karna aku masih kecil. Tapi aku adalah kepoers sejati yg hal semacam itu aku ingin selalu melihat jarak dekat. Tetangga kami itu disurupi berbagai jenis jin, kadang siluman harimau ,kadang kera, kadang ular. Karakter jin itu ternampak dari tingkah tetangga kami tetsebut.
Kejadian itu bukan kejadian sebentar, kurang lebih 3 hari baru selesai. Para tetua sesepuh kampung kami bermusyawarah, mengadakan wirid di lap.AKMIL dekat pohon beringin, menyanggupi apa-apa yang diminta oleh jin-jin yang merasuki. Semua dilakukan ,agar tetangga kami segera pulih. Saat itu aku pernah ikut juga mengintil (mengekor orang-orang dari belakang) , mereka membawa kembang untuk menabur ,menandai jika area-area dekat pohon beringin itu tak boleh sembarang dilewati karna itu area pemakaman keramat jaman penjajahan. Katanya begitu. Itu permintaan mereka para jin. Warga menyanggupi sebagai upaya bahwa warga tak pernah tau akan hal ini soal makam itu ,dan sebagai tebusan karna tidak sengaja tidak sopan melewatinya.
Hingga akhirnya , saat orang-orang banyak berkerumun diarea itu, aku melihat pintu itu terbuka lebar, diantara pintu itu ada penjaganya ,ia akan membuka atau menutup pintu sesuai perintah atau kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Saat pintu terbuka lebar, sekilas suasana didalam pintu itu terlihat. Suasana dan auranya berbeda dengan dunia nyata kita. Suasana disana selalu berlangit jingga , entah pagi siang sore malam, langitnya selalu jingga (langit jingga didunia kita adalah langit dikala waktu bertemunya sore mendekati maghrib).
Rumah-rumah disana seperti rumah-rumah jaman dahulu ,beranyam bambu, sentir-sentir lampu, dan penghuninya berlalu lalang seperti kita tanpa menginjak tanah. Suasana didalam sana layaknya suasana klasik yang tak tersentuh hal-hal modern. Suasana seperti diperkampungan-perkampungan desa jaman dulu. Hanya langitnya yang tetap selalu berwarna jingga.
Kemudian pintu tertutup kembali dengan cepat. Prosesi penaburan bunga dan tanda untuk area tersebut telah selesai. Dan ajaibnya tetangga kami berangsur-angsur sadar, pulih dan melanjutkan kehidupan seperti biasanya lagi.
Itulah cerita sekilas tentang bias cahaya dan suasana alam lain yang aku liat walau hanya sekejap.
Tapi aku gak pernah kapok main di lap.AKMIL itu, lapangan itu terlalu menyenangkan dan tempat yang luas untuk kami bermain.
Kisah ini baru aku ceritakan disini. Kenapa dulu-dulu aku tak suka bercerita ke orang lain tentang hal-hal aneh yang aku lihat??
Sebabnya aku yakin, orang tak akan percaya bahkan bisa dikata aku mengada-ngada.
But this is my true story when i was kids 🙂.
Komentar
Posting Komentar